A.
Petunjuk Umum Keselamatan Kerja di Laboratorium
1.
Pengguna laboratorium
wajib memakai jas laboratorium dan alas kaki atau sepatu yang tertutup.
2.
Pengguna laboratorium
dilarang keras merokok, makan dan minum di dalam ruang laboratorium.
3.
Semua pekerjaan dan
penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya dengan uap beracun atau merangsang
pernafasan, harus dilakukan di dalam almari asam.
4.
Hati-hati dengan
semua pekerjaan pemanasan. Hindarkan percikan cairan atau terhirupnya uap
selama bekerja.
5.
Jauhkan semua senyawa
organik yang mudah menguap, seperti: alkohol, eter, kloroform, aseton, dan
spirtus dari api secara terbuka karena bahan mudah terbakar. Sebaiknya
pemanasan dilakukan dengan menggunakan waterbath.
6.
Bila pemanasan
menggunakan api terbuka, nyalakan pembakar spirtus (bunsen) dengan korek api
biasa, jangan menyalakannya dengan pembakar spirtus lain yang sudah menyala,
untuk menghindari terjadinya letupan api.
7.
Matikan api pada
pembakar spirtus dengan menutup sumbunya, jangan mematikan api dengan meniup
untuk mencegah terjadinya kebakaran atau letupan api.
8.
Jangan mencoba
mencicipi bahan kimia atau mencium langsung asap atau uap dari mulut tabung
reaksi. Namun, kipaslah terlebih dahulu uap ke arah muka.
9.
Jangan sekali-sekali
menghisap pipet melalui mulut untuk mengambil larutan asam atau basa kuat
seperti: HNO3, HCl, H2SO4, Asam asetat
glasial, NaOH, NH4OH, dan lain-lain. Gunakan pipet dengan bola
penghisap untuk memindahkan bahan-bahan tersebut atau bahan beracun lainnya ke
dalam alat yang akan digunakan.
10.
Segera tutup kembali
bahan kimia yang disediakan dalam botol tertutup untuk mencegah terjadinya
inhalasi bahan-bahan.
11.
Jangan sampai
menumpahkan bahan-bahan kimia, terutama asam atau basa pekat, di meja kerja
atau lantai. Bila hal ini terjadi, segera laporkan pada laboran atau petugas
laboratorium.
12.
Bila terjadi kontak
dengan bahan-bahan kimia berbahaya, korosif, atau beracun, segera bilas dengan
air sebanyak-banyaknya. Selanjutnya segera laporkan kepada laboran atau petugas
laboratorium.
13.
Jangan
menggosok-gosok mata atau anggota badan lain dengan tangan yang mungkin sudah
terkontaminasi bahan kimia.
14.
Berhati-hatilah bila
bekerja dengan bahan uji yang berasal dari bahan biologis, seperti saliva,
karena mungkin dapat terinfeksi kuman atau virus berbahaya seperti hepatitis.
Ø Sebaiknya gunakan sarung tangan sekali pakai, terutama bila ada luka.
Ø Cuci segera tangan atau anggota badan lain yang kontak atau terpercik bahan
tersebut.
Ø Cuci alat-alat praktikum dengan sabun dan sterilisasi dengan merendamnya
dalam larutan Natrium hipoklorit 0,5% selama 30 menit.
Ø Bersihkan meja laboratorium dengan air sabun dan dengan larutan Natrium
hipoklorit 0,5%.
15.
Tampung cairan atau
larutan yang telah selesai digunakan (limbah cair) di dalam jerigen penampungan
limbah sesuai dengan karakteristik limbah cairnya.
16.
Tinggalkan meja dan
alat kerja dalam keadaan bersih dan rapi seperti semula.
B.
Bahaya-bahaya yang Mungkin Terjadi di Laboratorium
1.
Bahaya Api
Resiko terjadi kebakaran (sumber: bahan kimia, kompor)
bahan desinfektan yang mungkin mudah menyala (flammable) dan beracun. Kebakaran
terjadi bila terdapat 3 unsur bersama-sama yaitu: oksigen, bahan yang mudah
terbakar, dan panas.
Akibat:
Ø Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat,
bahkan kematian.
Ø Timbul keracunan akibat kurang hati-hati.
Pencegahan:
Ø Konstruksi bangunan yang tahan api.
Ø Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar.
Ø Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran.
Ø Sistem tanda kebakaran
·
Manual yang
memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya dengan segera.
·
Otomatis yang
menemukan kebakaran dan memberikan tanda secara otomatis.
Ø Tersedia jalan untuk menyelamatkan diri.
Ø Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.
Ø Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman.
2.
Bahaya Listrik
Ø Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop-kontak dan
circuit breaker) dan perhatikan cara menyala dan mematikannya.
Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi menimbulkan
bahaya, laporkan pada laboran atau petugas laboratorium.
Ø Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya listrik
(sengatan listrik/strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel jala-jala yang
terkelupas, dll.
Ø Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada diri
sendiri atau orang lain.
Ø Keringkan bagian tubuh yang basah misalnya keringat atau sisa air wudhu.
Ø Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas di
laboratorium.
Ø Kecelakaan akibat bahaya listrik yang sering terjadi adalah tersengat arus
listrik.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti pengguna
laboratorium jika hal itu terjadi:
·
Jangan panik.
·
Matikan semua
peralatan elektronik dan sumber listrik.
·
Bantu pengguna
laboratorium yang tersengat arus listrik untuk melepaskan diri dari sumber
listrik.
·
Beritahukan dan minta
bantuan laboran atau orang di sekitar anda tentang terjadinya kecelakaan akibat
bahaya listrik.
3.
Bahaya Zat Kimia
Semua bahan kimia dapat memberi dampak negatif terhadap
kesehatan. Gangguan kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak
akibat kerja yang pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan
hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton).
Bahan toksik (trikloroetana, tetraklorometana) jika tertelan,
terhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau
kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan
kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang terpapar.
Pencegahan:
Ø “Material Safety Data Sheet” (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang ada untuk
diketahui oleh seluruh petugas laboratorium.
Ø Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah
tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol.
Ø Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan, celemek,
jas laboratorium) dengan benar.
Ø Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata dan
lensa.
Ø Menggunakan alat pelindung pernafasan (masker) dengan benar.